Apr 21, 2009

Boikot Coca-cola, Beralih Ke Mecca Cola


Cara AS menyudutkan dan menyerang beberapa negara Islam, ternyata bisa melahirkan perang baru bernama "Perang Cola". "Perang Cola" yang ditunjukkan terhadap pemboikotan terhadap segala produk AS dan Yahudi memang bukan isapan jempol belaka. Sampai hari ini, perang baru tersebut terus meluas ke seluruh negara-negara muslim. Anda Tertarik ?

Amerika mungkin menyerang Irak Dan membantu israel di Gaza. Namun perang ini akan melahirkan perang baru bernama "Perang Cola" yang semakin meluas ke seluruh dataran Timur Tengah dan negara-negara muslim.


Di Iran misalnya, telah lahir 'Zam Zam Cola' yang menyaingi Pepsi dan Coca-Cola buatan Yahudi. Sepuluh juta botol Zam Zam Cola telah diekspor ke Saudi dan negara Timur Tengah hampir empat bulan ini. Pegawai Zam Zam Cola yang kebanyakan orang Iran dikabarkan terus bekerja lembur siang dan malam untuk mengisi dan mengangkut botol-botol yang akan dipersiapkan menjelang bulan haji depan.

Menurut rencana, Tawfiq Mathlutsi, seorang muslim berkebangsaan Perancis, meluncurkan Mecca Cola di Paris akhir bulan ini. Menurut Mathlutsi, 10 persen keuntungan dari Mecca Cola ini, kelak akan disumbangkan pada anak-anak Palestina yang menderita akibat ditindas Israel.

Mathlutsi mulai meluncurkan Mecca Cola awal bulan Ramadan ini sekaligus menandai dimulainya program boikot produk AS. Perusahaan AS semisal McDonald’s, Starbucks, Nike, dan Coca-cola sendiri mengaku telah mengalami penurunan akibat kampanye boikot yang dilakukan sebagian muslim di seluruh dunia beberapa bulan lalu. Coca-Cola mengalami penurunan penjualan antara 20 sampai 40 persen di beberapa negara.

Di Maroko, pejabat pemerintah mengkalkulasi bila penjualan Pepsi dan Coca-cola jatuh hampir separuh dari penjualan biasanya, termasuk di Uni Emirat Arab turun hingga 40 persen selama tiga bulan. Menurut banyak pengamat, ini merupakan cara paling tepat bagi kaum muslimin untuk menekan George W Bush.

Iklan utama produk Islam Cola ini mengkampanyekan gambaran seranganbaru berupa cengkeraman Amerika pada counter makanan siap saji, minuman ringan, pakaian, dan produk rokok.

Rita Clifton, Direktur Interbrand, sebuah lembaga konsultan merk dunia mengatakan, "Ini merupakan alternatif yang lazim untuk protes dengan mengatakan: jangan makan atau minum produk AS. Ini merupakan pesan yang amat memiliki kekuatan...".

Zam Zam diambil dari nama air suci dari bekas sumur Nabi Ismail di Mekkah. Penjualan Zam zam Cola melampaui perkiraan semula, dengan kemampuan penjualan empat juta kaleng di minggu pertama. Setelah sukses memproduksi cola, Zam Zam kini datang dengan rasa baru, orange, lemon dan rasa jeruk.

Perusahaan Zam Zam juga telah memproduksi minuman non-alkohol yang disebut dengan istilah “bir islam”. Zam Zam kini telah memiliki tidak kurang 7 ribu pegawai di 17 pabriknya di Iran. Rencananya, akan dibangun pula di seluruh Timur Tengah. Sampai hari ini, Zam Zam Cola telah diekspor ke Saudi Arabia, Bahrain, Qatar, Uni Emirat Arab, Kuwait, Afghanistan dan Iraq. Lalu akan menyusul ke Lebanon, Syria dan Denmark —yang merupakan jaringan pertama di kawasan Eropa— Prancis, Kanada, Belanda, Jerman, Indonesia, Malaysia, Pakistan, Bangladesh dan beberapa negara di Afrika.

Perusahaan minuman ringan Coca Cola menyatakan kekhawatirannya atas seruan boikot terhadap produk minuman tersebut dan produk-produk AS lainnya yang dilakukan oleh organisasi-organisasi Muslim di Malaysia, menyusul serangan brutal Israel ke Jalur Gaza.

Pihak Coca Cola mengatakan, seruan boikot itu bisa mengganggu perekonomian Malaysia dan warga negeri Jiran itu sendiri. "Seperti semua orang, kami sangat prihatin dengan situasi kemanusiaan di Timur Tengah," kata Kadri Taib, humas dan direktur komunikasi perusahaan Coca Cola Malaysia dalam pernyataannya.

Dalam pernyataannya, Taib mengatakan bahwa Coca Cola Malaysia mempekerjakan sekitar 1.700 warga Malaysia dan 60 persen dari pegawainya adalah Muslim.

Organisasi-organisasi Muslim di Malaysia menyerukan boikot terhadap produk-produk AS, termasuk Coca Cola dan franchise kedai kopi Starbucks dalam aksi protes yang mereka gelar di Masjid Nasional di Kuala Lumpur.

Seruan boikot itu disambut oleh Asosiasi Konsumen Islam Malaysia dan Asosiasi Pengelola Restoran Muslim Malaysia. Mereka tidak lagi menyediakan minuman Coca Cola dalam menu di restoran-restoran mereka yang jumlahnya ribuan.

Sayangnya, di Indonesia gerakan boikot ini belum menggema. Para pengusaha dan tokoh-tokoh di Indonesia belum ada yang berani secara terbuka menyerukan boikot terhadap produk-produk AS pendukung Zionis Israel.

No comments:

Post a Comment

 
Blog Design by Pai